Selasa, 12 Juni 2012

Kejatuhan mata uang suatu negara

Sewaktu kita sekolah, sejarah boleh jadi merupakan salah satu subjek yg sangat kita takuti karena kita diharapkan dapat menghafal mati setiap tanggal atau tahun yang dianggap sebagai hari bersejarah.  Belum lagi begitu banyak nama nama pahlawan yang harus kita ingat, begitu juga para pemimpinnya dari pihak penjajah.  Wah, singkatnya kepala kita bisa dibuat pusing untuk mengingatnya.  Tapi sebenarnya yang penting dari sejarah bukanlah sekedar mengingat suatu kejadian penting, tapi lebih dari apa yang dapat kita pelajari dari kejadian penting tersebut.  Apakah hal hal yang akan terjadi apabila kita mengulangi hal yang sama, karena ada pepatah bahwa sejarah akan terulang sendiri alias "history will repeat itself".  Dari sejarah kita bisa belajar bagaimana keberhasilan maupun kejatuhan para pemimpin.  Kita juga bisa mempelajari strategi apa yang mereka gunakan dalam peperangan dan menghadapi musuh.

Bicara mengenai kejatuhan uang dari suatu negara sebenarnya bukan hal yang aneh lagi, karena hal ini telah sering terjadi dibeberapa negara, termasuk Germany, Brazil, dll.  Kenapa keuangan suatu negara dapat hancur ?
Semua bergantung pada seberapa jauh orang mempercayai mata uang negara tersebut.  Biasanya semakin mudah diperdagangkan, semakin banyak orang mau menyimpannya, sehingga permintaan akan mata uang tersebut meningkat.  Kalau permintaan meningkat, maka pasti nilai uang tersebut akan menguat.
Bagaimana supaya suatu mata uang dapat dipercaya ?  Untuk menjawab hal yang satu ini kita harus melihat kembali sejarah dicetaknya uang kertas, dimana setiap nilai uang yang dicetak pada mulanya selalu harus mempunyai sejumlah fisik emas yang akan menunjang atau menopang sejumlah nilai uang tersebut.  Karena uang kertas sebenarnya merupakan bukti dari surat utang negara kepada kita , yang jaminan sebenarnya adalah emas yang disimpan negara yang mengeluarkan uang tersebut.

Masalahnya, pada saat uang suatu negara tersebut sudah menjadi popular maka seringkali badan negara yang berhak mencetak uang tersebut terus mencetak uangnya tanpa menghiraukan jumlah emas yang harus dia siapkan untuk menopang uang kertas yang baru dia cetak.   Alhasil jumlah uang yang beredar menjadi jauh lebih banyak dari jumlah nilai emas yang tersimpan dinegara tersebut.  Selama tidak ada "rush" atau pengambilan uang cash secara massal dari para pemilik uang, hal ini masih bisa bertahan, tetapi masalahnya semakin banyak uang yang dicetak dengan tidak mempunyai cadangan emas yang sesungguhnya akan berakibat pada nilai mata uang tersebut akan semakin menurun.  Tetapi apabila kepercayaan orang masih kuat tehadap uang tersebut, maka rakyatnya tidak akan merasakannya.  Biasanya setelah mencetak uang, maka negara akan mengeluarkan surat utang agar si pembeli surat utang tersbut mau membeli dan membayar sejumlah surat utang negara tersebut.  Masalah akan timbul apabila negara pemberi utang tersebut mau meminta uang cash sebagai tebusan surat utangnya pada saat yang bersamaan, atau waktu jatuh temponya berdekatan sehingga negara tidak mampu membayar sekaligus, maka kredibilitas uang dari negara tersebut akan menurun.

Pada saat negara tersebut sudah tidak mampu membayar hutang hutangnya dan tidak ada negara lain yang mau membantunya, maka mata uang negara tersebut akan jatuh nilainya atau lebih dikenal dengan kata "COLLAPSE" alias
negara tersebut akan menjadi bangkrut.  Selama ini hanya terjadi dinegara negara kecil, maka dampaknya tidak akan
begitu terasa dinegara lain, tapi pada saat hal ini terjadi pada negara yang besar dan kuat sebelumnya, maka ini akan menjadi suatu chaos yang besar, khususnya bagi negara yang memberi banyak hutang kenegara tersebut dan negara negara yang mata uangnya bergantung atau bergandengan dengan mata uang negara yang collapse tersebut.

Untuk itu, investasi emas dan perak sekarang menjadi pilihan investasi yang dinilai lebih aman ketimbang investasi dalam bentuk mata uang asing yang bisa kapan saja jatuh nilainya.  Saat mata uang suatu negara jatuh, maka harga harga saham perusahaan dinegara tersebut otomatis juga akan mengalami penurunan yang tajam.  jadi sebaiknya pintar pintarlah anda dalam membagi investasi anda, sehingga resikonyapun lebih kecil.

PS: Kalau suatu mata uang jatuh, maka nilai kejatuhannya biasanya bisa ribuan persen, harga barang melambung ratusan persen.  Pada saat itu hendaklah kita saling menguatkan saudara saudara kita yang lain supaya mereka tidak putus pengharapan dan mengambil jalan pintas.